C.

DAKWAAN

  PERTAMA

 -------Bahwa ia Terdakwa RAHMAN Bin ASMAUDDIN pada hari Rabu tanggal 24 April 2024 sekira pukul 15.30 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain yang masih dalam bulan April Tahun 2024 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2024, bertempat di Toko Jalan Budi Utomo Mulyorejo Kecamatan Sukun Kota Malang atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Malang yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, telah melakukan ”Yang Menawarkan, Menyerahkan, Menjual, Atau Menyediakan Untuk Dijual Barang Kena Cukai Yang Tidak Dikemas Untuk Penjualan Eceran Atau Tidak Dilekati Pita Cukai Atau Tidak Dibubuhi Tanda Pelunasan Cukai Lainnya Sebagaimana Dimaksud Dalam Pasal 29 Ayat (1).” yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:---------------------------------------------------------------

• Bahwa sebagaimana waktu dan tempat tersebut diatas, berdasarkan informasi dari masyarakat Saksi Anggi Perdana Putra Sinamo dan Saksi Ekaristi Susilo Wrdhana selaku petugas di KPPBC TMC Malang melakukan kegiatan pemeriksaan di Toko milik Terdakwa di Jalan Budi Utomo Mulyorejo Kecamatan Sukun Kota Malang dan ditemukan Barang Kena Cukai Hasil Tembakau (Rokok) berbagai merek tanpa dilekati pita cukai sejumlah 22.703 (dua puluh dua ribu tujuh ratus tiga),  bungkus total 450.520 (empat ratus lima ratus dua puluh) batang yang berupa :

yang mana berdasarkan pemeriksaan database pada Sistem Aplikasi ExSIS (Excise Service and Information System), rincian atas BKC HT atau rokok-rokok tersebut diatas tidak terdaftar dalam Sistem Aplikasi ExSIS.

• Bahwa Terdakwa mulai menjual Barang Kena Cukai Hasil Tembakau (Rokok) berbagai merek tanpa dilekati pita cukai tersebut sekitar di Bulan Oktober 2023 dengan kisaran harga Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) per Bungkus untuk langsung ke konsumen dengan keuntungan rata-rata sebesar Rp. 2.000,- per bungkus dan juga mengirim rokok-rokok tersebut ke Toko Sembako Madura “Syifa Al-Luzy” milik saksi Ahmad Faizi Bin Arsat setiap seminggu dua kali dengan sekali kirim sekira 2 (dua) bal dan menjualnya dengan kisaran harga sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) per slop, dengan keuntungan rata-rata sebesar Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah) per slop.
• Bahwa Terdakwa mendapatkan Barang Kena Cukai Hasil Tembakau (Rokok) berbagai merek tanpa dilekati pita cukai tersebut dari 4 sales yakni saudara Yudi (Daftar Pencarian Orang Nomor : DPO-01/KBC.1201/PPNS/2024 tanggal 16 Mei 2024), saudara Rofii (Daftar Pencarian Orang Nomor : DPO-02/KBC.1201/PPNS/2024 tanggal 16 Mei 2024) saudara Mbang (Daftar Pencarian Orang Nomor : DPO-04/KBC.1201/PPNS/2024 tanggal 16 Mei 2024), dan saudara Irfan (Daftar Pencarian Orang Nomor : DPO-05/KBC.1201/PPNS/2024 tanggal 16 Mei 2024) secara tunai, yakni dengan cara saat sales-sales tersebut datang biasanya setiap hari ke Toko Terdakwa untuk melakukan pengecekan persediaan Barang Kena Cukai Hasil Tembakau (Rokok) tanpa dilekati pita cukai tersebut, Kemudian jika sudah ada beberapa merek rokok tersebut habis, maka sales-sales tersebut kembali untuk mengirim rokoknya dan pada saat dilakukan pengecekan rokok tersebutlah Terdakwa sekaligus membayar rokok yang sudah laku.

• Bahwa akibat perbuatan Terdakwa telah menyebabkan kerugian negara sebagaimana Berita Acara Penghitungan Kerugian Negara tanggal 24 April 2024 yang dibuat dan ditandatangani oleh Adi Amrullah selaku Fungsional Ahli Pertama pada KPPBC TMC pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Malang, dengan hasil Pemeriksaan sebagai berikut :

• Berdasarkan PMK Nomor 192/PMK.01/2021 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau Berupa Sigaret, Cerutu, Rokok Daun atau Klobot dan Tembakau iris sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keungan Nomor 191/PMK.010/2022, tarif cukai terendah untuk hasil tembakau buatan dalam negeri pada tahun 2024 jenis :

• SKM adalah Rp. 746,-  per batang;
• SPM adalah Rp. 794,- per batang;

• Maka kerugian negara terendah dari perbuatan tersebut dapat dihitung sebagai berikut :

• 237.300 batang Barang Kena Cukai Hasil Tembakau (HT) berupaka rokok jenis sigaret Kretek Mesin (SKM) berbagai merek tanpa dilekati pita cukai :

Pengutan Cukai  =   Jumlah Batang x Rp. 746,- per batang

                                    =   237.300  x  Rp. 746,- per batang

                                    =   Rp. 177.025.800,

• 213.220 batang Barang Kena Cukai Hasil Tembakau (HT) berupaka rokok jenis sigaret Putih Mesin (SPM) berbagai merek tanpa dilekati pita cukai :

Pengutan Cukai  =   Jumlah Batang x Rp. 794,- per batang

                                    =   213.220  x  Rp. 794,-  per batang

                              =    Rp. 169.296.680

• Maka total pungutan cukai yang harus dibayar :

                                     =    Rp. 177.025.800,-  +  Rp. 169.296.680,-

                               =  Rp. 346.322.480,- (Tiga Ratus Empat Puluh Enam Juta Tiga Ratus Dua Puluh Dua Ribu Empat Ratus Delapan Puluh Rupiah).

• Total kerugian negara = Rp. 346.322.480,- (Tiga Ratus Empat Puluh Enam Juta Tiga Ratus Dua Puluh Dua Ribu Empat Ratus Delapan Puluh Rupiah).

• Bahwa Terdakwa Menjual Barang Kena Cukai Hasil Tembakau (rokok) berupa Sigaret Kretek Mesin dan Sigaret Putih Mesin dengan total 22.703 (dua puluh dua ribu tujuh ratus tiga) bungkus dan  450.520 (empat ratus lima ratus dua puluh) batang berbagai merek tersebut dilakukan tanpa dilekati pita cukai atau dibubuhi tanda pelunasan cukai lainnya yang diwajibkan.

-------Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 54 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2007 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai.

A T A U

KEDUA

-------Bahwa ia Terdakwa RAHMAN Bin ASMAUDDIN pada hari Rabu tanggal 24 April 2024 sekira pukul 15.30 WIB atau setidak-tidaknya pada waktu lain yang masih dalam bulan April Tahun 2024 atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2024, bertempat di Toko Jalan Budi Utomo Mulyorejo Kecamatan Sukun Kota Malang atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Malang yang berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, telah melakukan ”Yang Menimbun, Menyimpan, Memiliki, Menjual, Menukar, Memperoleh Atau Memberikan Barang Kena Cukai Yang Diketahui Atau Patut Harus Diduganya Berasal Dari Tindak Pidana Berdasarkan Undang-Undang Ini.” yang dilakukan dengan cara sebagai berikut  : --------------------------

• Bahwa sebagaimana waktu dan tempat tersebut diatas, berdasarkan informasi dari masyarakat Saksi Anggi Perdana Putra Sinamo dan Saksi Ekaristi Susilo Wrdhana selaku petugas di KPPBC TMC Malang melakukan kegiatan pemeriksaan di Toko milik Terdakwa di Jalan Budi Utomo Mulyorejo Kecamatan Sukun Kota Malang dan ditemukan Barang Kena Cukai Hasil Tembakau (Rokok) berbagai merek tanpa dilekati pita cukai sejumlah 22.703 bungkus, total 450.520 batang yakni berupa :

yang mana berdasarkan pemeriksaan database pada Sistem Aplikasi ExSIS (Excise Service and Information System), rincian atas BKC HT atau rokok - rokok tersebut diatas tidak terdaftar dalam Sistem Aplikasi ExSIS, sehingga patut diduga bahwa BKC HT jenis SKM dengan merek tersebut diproduksi tanpa ijin (ilegal).

• Bahwa Terdakwa mulai menjual Barang Kena Cukai Hasil Tembakau (Rokok) berbagai merek tanpa dilekati pita cukai tersebut sekitar di Bulan Oktober 2023 dengan kisaran harga Rp. 10.000,- (sepuluh ribu rupiah) per Bungkus untuk langsung ke konsumen dengan keuntungan rata-rata sebesar Rp. 2.000,- per bungkus dan mengirim rokok-rokok tersebut ke Toko Sembako Madura “Syifa Al-Luzy” setiap seminggu dua kali dengan sekali kirim sekira 2 (dua) bal dan menjualnya dengan kisaran harga sebesar Rp. 75.000,- (tujuh puluh lima ribu rupiah) per slop, dengan keuntungan rata-rata sebesar Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah) per slop.
• Bahwa Terdakwa mendapatkan Barang Kena Cukai Hasil Tembakau (Rokok) berbagai merek tanpa dilekati pita cukai tersebut dari 4 sales yakni saudara Yudi (Daftar Pencarian Orang Nomor : DPO-01/KBC.1201/PPNS/2024 tanggal 16 Mei 2024), saudara Rofii (Daftar Pencarian Orang Nomor : DPO-02/KBC.1201/PPNS/2024 tanggal 16 Mei 2024) saudara Mbang (Daftar Pencarian Orang Nomor : DPO-04/KBC.1201/PPNS/2024 tanggal 16 Mei 2024), dan saudara Irfan (Daftar Pencarian Orang Nomor : DPO-05/KBC.1201/PPNS/2024 tanggal 16 Mei 2024), yakni dengan cara saat sales-sales tersebut datang biasanya setiap hari ke Toko Terdakwa untuk melakukan pengecekan persediaan Barang Kena Cukai Hasil Tembakau (Rokok) tanpa dilekati pita cukai tersebut, Kemudian jika sudah ada beberapa merek rokok tersebut habis, maka sales-sales tersebut kembali untuk mengirim rokoknya dan pada saat dilakukan pengecekan rokok tersebutlah Terdakwa sekaligus membayar rokok yang sudah laku.
• Bahwa akibat perbuatan Terdakwa telah menyebabkan kerugian negara sebagaimana Berita Acara Penghitungan Kerugian Negara tanggal 24 April 2024 yang dibuat dan ditandatangani oleh Adi Amrullah selaku Fungsional Ahli Pertama pada KPPBC TMC pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Malang, dengan hasil Pemeriksaan sebagai berikut :

• Berdasarkan PMK Nomor 192/PMK.01/2021 tentang Tarif Cukai Hasil Tembakau Berupa Sigaret, Cerutu, Rokok Daun atau Klobot dan Tembakau iris sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keungan Nomor 191/PMK.010/2022, tarif cukai terendah untuk hasil tembakau buatan dalam negeri pada tahun 2024 jenis :

• SKM adalah Rp. 746,-  per batang;
• SPM adalah Rp. 794,- per batang;

• Maka kerugian negara terendah dari perbuatan tersebut dapat dihitung sebagai berikut :

• 237.300 batang Barang Kena Cukai Hasil Tembakau (HT) berupaka rokok jenis sigaret Kretek Mesin (SKM) berbagai merek tanpa dilekati pita cukai :

Pengutan Cukai  =   Jumlah Batang x Rp. 746,- per batang

                                     =   237.300  x  Rp. 746,- per batang

                                     =  Rp. 177.025.800,

• 213.220 batang Barang Kena Cukai Hasil Tembakau (HT) berupaka rokok jenis sigaret Putih Mesin (SPM) berbagai merek tanpa dilekati pita cukai :

Pengutan Cukai   =   Jumlah Batang x Rp. 794,- per batang

                                     =   213.220  x  Rp. 794,-  per batang

                               =    Rp. 169.296.680

• Maka total pungutan cukai yang harus dibayar :

                                     =     Rp. 177.025.800,-  +  Rp. 169.296.680,-

                               =   Rp. 346.322.480,- (Tiga Ratus Empat Puluh Enam Juta Tiga Ratus Dua Puluh Dua Ribu Empat Ratus Delapan Puluh Rupiah).

• Total kerugian negara = Rp. 346.322.480,- (Tiga Ratus Empat Puluh Enam Juta Tiga Ratus Dua Puluh Dua Ribu Empat Ratus Delapan Puluh Rupiah).

-------Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 56 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 tahun 2007 tentang perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 1995 tentang Cukai.